Setiap tanggal 8 Maret, seluruh perempuan di dunia
memperingati Hari Perempuan Sedunia atau Women Day. Dijadikannya tanggal 8
Maret sebagai International Women Day, karena pada tanggal yang sama di tahun
1917, perempuan di Rusia, untuk pertama kalinya diberikan hak suara oleh
pemerintah Rusia. Inilah yang menjadi tonggak awal peringatan bagi seluruh
perempuan dunia.
Hari Perempuan Sedunia sesungguhnya merupakan kisah
perempuan biasa menoreh catatan sejarah; sebuah perjuangan berabad-abad lamanya
untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat, seperti juga kaum laki-laki.
Di masyarakat Yunani Kuno, Lysistrata menggalang gerakan
perempuan mogok berhubungan seksual dengan pasangan (laki-laki) mereka untuk
menuntuk dihentikannya peperangan; dalam Revolusi Prancis, perempuan Paris
berunjuk rasa menuju Versailles sambil menyerukan "kemerdekaan, kesetaraan
dan kebersamaan" menuntut hak perempuan untuk ikut dalam pemilu.
Ide untuk memperingati hari Perempuan Sedunia sebetulnya
telah berkembang sejak seabad yang lalu ketika dunia industri ini sedang dalam
masa pengembangan dan pergolakan, peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan
pemunculan paham-paham radikal. Berikut ini adalah kronologi singkat dari
beberapa kejadian penting yang mengiringi perjalanan Hari Perempuan Sedunia.
1909 :
Dalam rangkaian pendirian Partai Sosialis Amerika, Hari
Perempuan Nasional pertama kali diperingati pada tanggak 28 Februari di Amerika
Serikat.Hari hari tersebut kemudian terus diperingati perempuan pada setiap
hari minggu terakhir bulan Februari sampai tahun 1913.
1910:
Pertemuan kelompok sosialis internasional di Copenhagen,
Denmark, memutuskan untuk memilikii Hari Perempuan Internasional sebagai
penghormatan atas hak-hak asasi perempuan dan mendorong diperolehnya hak suara
bagi semua perempuan di dunia. Keputusan ini diterima secara bulat oleh semua peserta
yang diikuti oleh lebih dari 100 perempuan dari 17 negara, termasuk tiga
perempuan pertama yang dipilih sebagai anggota parlemen Finlandia. Pada saat
itu, mereka belum memutuskan pada tanggal berapa peringatan hari tersebut akan
diadakan.
1911:
Sebagai tindak lanjut dari keputusan yang telah diambil
setahun yang lalu, Hari Perempuan Seduani untuk pertamakalinya diperingati
(pada tanggal 19 Maret) di Austria, Denmark, Jerman dan Swiss, dimana lebih
dari sejuta perempuan dan laki-laki bersama-sama turun kejalan. Selain hak
untuk ikut serta dalam pemilu dan posisi di dalam pemerintahan , mereka
menuntut hak bekerja, kesempatan memperoleh pelatihan, dan penghapusan
diskriminasi dalam pekerjaan.
Kurang dari seminggu sejak peringatan tersebut, pada
tanggal 25 Maret terjadi insiden tragis di New York yang menewaskan lebih dari
140 buruh perempuan yang kebanyakan adalah imigran asal Italia dan Yahudi.
Kejadian ini sangat mempengaruhi peraturan perburuhan di Amerika Serikat dan
kondisi kerja yang menyebabkan insiden ini terjadi kemudian dikecam
habis-habisan selama peringatan Hari Perempuan Internasional tahun berikutnya.
1913-1914
Sebagai bagian dari upaya perdamaian yang berkembang
selama berlangsungnya Perang Dunia I, perempuan Rusia memperingati Hari Perempuan
Internasional untuk pertama kalinya pada hari Minggu terakhir bulan Februari
1913. Di belahan Eropa lainnya, pada atau sekitar tanggal 8 Maret di tahun
berikutnya, perempuan berunjuk rasa baik untuk memprotes perang maupun sebagai
ungkapan solidaritas kepada saudara-saudara perempuan di manapun juga.
1917
Karena dua juta tentara Rusia terbunuh dalam perang,
perempuan Rusia sekali lagi turun kejalan pada hari minggu terakhir di bulan
Februari menyerukan "Roti dan Perdamaian". Para pemimpin politik menentang
unjuk rasa tersebut, tetapi para perempuan ini tetap bertahan. Dan sejarah
mencatat bahwa empat hari kemudian, Czar (raja) turun tahta dan pemerintahan
sementara mengakui hak perempuan untuk ikut serta dalam pemilu. Hari bersejarah
itu jatuh pada tanggal 23 Februari di Kalender Julian yang digunakan di Rusia
atau tanggal 8 Maret menurut kalender Gregorian (kalender Masehi yang juga kita
gunakan). Dan sejak saat itulah Hari Perempuan Sedunia diperingati pada hari
yang sama oleh perempuan di seluruh dunia..
Mengapa masih perlu membuat hari khusus untuk merayakan
kaum perempuan sedunia?
Di Indonesia, berdasarkan catatan Komisi Nasional
Perempuan, selama kurun waktu 2007-2008, tingkat kekerasan terhadap perempuan
meningkat hingga 100 persen. Jenis kekerasan yang paling banyak adalah secara
seksual dan dalam ranah privat. Bahkan mayoritas korbannya masih berada di
bawah umur. Pelakunya sendiri mulai dari yang berpendidikan tinggi hingga
kalangan menengah ke atas.
Sementara itu, keterwakilan perempuan dalam parlemen
belum terlihat signifikan. Bahkan dalam Pemilu 2009, yang tinggal menghitung
hari, keterwakilan 30 persen perempuan, juga belum terlihat nyata. Apa karena
banyak perempuan yang merasa apatis, suara perempuan tidak terlalu didengar dan
tidak banyak berpengaruh pada kebijakan yang dikeluarkan.
Kedudukan perempuan sebagai sebagai penentu keputusan
masih rendah, begitu pula akses perempuan terhadap sumber daya. Hal ini
digarisbawahi oleh ketidaksetaraan yang masih terus berlanjut, seperti :
- masih rendahnya perwakilan perempuan dalam posisi yang
berpengaruh dalam dunia politik dan ekonomi dunia (siapa yang mengendalikan
globalisasi?);
- perempuan masih mendominasi angka kaum miskin;
berlanjutnya kekerasan terhadap perempuan;
- adanya pemisahan jenis kelamin (gender gap) dalam
pendidikan dan besar-kecilnya gaji.
Hak yang sama bagi setiap warga negara, yang seharusnya
bersifat universal, masih belum berlaku bagi perempuan, yang belum mendapatkan
sumber daya yang memungkinkan mereka untuk menggunakan hak mereka sebagai warga
negara.
Pekerjaan-pekerjaan reproduktif tanpa imbalan masih
dibebankan di pundak perempuan: di seluruh dunia, perempuan masih melakukan
pekerjaan-pekerjaan reproduktif, merawat orang sakit dan jompo, merawat
keluarga dan rumah tangga setiap hari - baik secara fisik maupun psikologis.
Pekerjaan jenis ini diperlukan di setiap penjuru dunia, tapi masih belum
diberikan imbalan, dan orang cenderung menganggap perempuan harus dan mau
melakukan pekerjaan seperti ini. Kita ingin dunia mengakui pentingnya pekerjaan
seperti ini dan mengakui bahwa itu merupakan tanggung jawab bersama.
Oleh karena itu, Hari Perempuan Sedunia adalah hari untuk
mengarahkan fokus dunia pada hal-hal di atas dan juga masalah-masalah perempuan
lainnya. Pada hari ini, saatnya perempuan untuk membina jaringan, menyusun
strategi dan bergerak; tunjukkan keberadaan, suara, dan visi kita pada dunia.
Melalui hari ini, kita juga harus bekerjasama dengan kaum pria mengenai
kesetaraan jender. Karena, hanya dengan kerjasamalah perubahan bisa terjadi.
Dan perubahan itulah yang kita inginkan.
