PROBLEMATIKA DALAM PEMASARAN

PROBLEMATIKA DALAM PEMASARAN
Memahami pasar dan menyesuaikan diri dengan kehendak pasar merupakan tuntutan bagi perusahaan-perusahaan di zaman modern ini. Padahal pasar semakin lama semakin kompleks dan semakin sukar untuk dimengerti begitu saja tanpa pendekatan-pendekatan yang lebih ilmiah.
Oleh sebab itu dituntut diperlukannya pengetahuan yang cukup tentang masalah pemasaran.
Masalah pemasaran merupakan salah satu dari sekian banyak masalah yang dihadapi perusahaan sehari-hari.
Dibidang tekhnologi para ahli telah banyak menemukan hal-hal yang baru yang kemudian dijelmakan menjadi mesin-mesin dan metode baru yang mengakibatkan para produsen mampu bekerja secara efisien. Penemuan baru ini mendorong timbulnya usaha-usaha baru diberbagai bidang, dengan menghasilkan produk-produk yang baru pula.
Demikianlah dunia industri makin berkembang dari waktu ke waktu. Para produsen kemudian dihadapkan pada masalah lain, yakni bagaimana menjual hasil produk tersebut agar uang yang telah diinvestasikan dapat segera kembali dengan membawa sejumlah keuntungan.
Disinilah masalah pemasaran mulai timbul. Akan sia-sialah segala daya upaya produsen mencari menemukan dan kemudian menerapkan metode-metode baru dalam proses produksi apabila tidak disertai dengan kemampuan menjual yang memadai.
Bukankahproduk yang dihasilkan akan dijual ?. Tidak ada pilihan lain bagi pengusaha kecuali mencari dan menemukan pembeli bagi produk yang dihasilkan atau dijualnya, yang bersedia membeli dengan harga yang layak.
Dalam perekonomian bebas, tentu akan menjadi perebutan yang seru. Masing-masing penjual berusaha untuk mendapatkan tempat di pasar atau kalau mungkin menguasai bagian pasar yang besar.
Dilain pihak, pembeli (calon pembeli) mempunyai kebebasan untuk memutuskan alokasi uang yang dimilikinya. Makin banyak penjual yang menawarkan produk yang serupa makin terbuka pula kesempatan mereka untuk memilih. Tentu banyak hal yang mereka pakai sebagai bahan pertimbangan sebelum menentukan produk apa yang dibeli, kapan pembelian dilakukan, dimana tempat membeli, dan berbagai keputusan pembelian yang lain.
Ada yang membeli produk karena :
  • Harga yang murah
  • Mutu yang tinggi
  • Pemeliharaan yang mudah
  • Pemakaiannya sederhana
  • Warna yang menarik
  • Ukuran yang sesuai
  • Bentuk yang tepat dan pertimbangan yang lain.
Begitupula dalam memutuskan tempat membeli, seseorang mungkin mempertimbangkan:
  • Jarak yang dekat
  • Toko yang lengkap
  • Susunan barang-barang yang menarik
  • Pelayanan yang memuaskan dan sebagainya.
Pendek kata, pasar yang ada sekarang lebih merupakan pasar pembeli. Artinya “kekuasaan” untuk menentukan terjadinya sesuatu transaksi lebih banyak berada ditangan pembeli.
Secara ringkas perlu ditekankan disini bahwa pasar yang dihadapi oleh sebagian besar pengusaha adalah pasar yang rasional. Tampaknya calon pembeli tidak dapat dijadikan objek yang pasif, yang secara spontan akan menerima dan mempercayai penjual dan produk-produk yang ditawarkannya.
Pepatah “kalau tidak dapat menipu jangan berdagang”, tampaknya sekarang ini sudah tidak berlaku lagi. Pembeli abad ini adalah pembeli yang kritis, yang masing-masing mempunyai prioritas barang-barang mana yang dibutuhkannya, barang-barang apa yang disukainya dan sebagainya.
Dengan demikian, didalam suatu system perekonomian dimana pasar digunakan sebagai tempat untuk memperoleh dan menyampaikan barang atau jasa, dan bukan dengan system jatah, maka peranan pemasaran tidak boleh diabaikan. Kegagalan pengusaha untuk mendapatkan pembeli bagi produknya merupakan salah satu penyebab utama kebangkrutan yang terjadi. Kegagalan menjual akan menyebabkan suatu rentetan yang panjang berupa :
  • Penumpukan persediaan barang jadi
  • Peningkatan biaya penyimpanan dan pemeliharaan
  • Peningkatan resiko kerusakan barang
  • Kelambatan perputaran dana
  • Terlalu kecilnya “return” bagi dana yang ditanamkan
  • Keterlambatan mengembalikan pinjaman pada bank
  • Berkurangnya kepercayaan dari kreditur
  • Menurunnya harga saham, dan sebagainya.
Kesemua “anggota” rentetan ini tidak lain akan mengakibatkan kerugian yang diderita oleh perusahaan.
Autorized : Ramses Bakkara